BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Kertas
adalah salah satu produk yang sangat diperlukan oleh banyak orang. Tidak
diragukan lagi bahwa kertas memiliki banyak fungsi dalam kehidupan. Fungsi
utama dari kertas adalah sebagai media tulis. Namun, sekarang bukan hanya itu.
Kertas banyak digunakan pula sebagai salah satu bahan dalam pembuatan suatu
karya seni.
Sebagian
besar orang tidak mengetahui proses pembuatan kertas. Bukan hanya dari kalangan
masyarakat biasa, kalangan mahasiswa pun yang notabenenya biasa bergelut dengan
kertas, belum tentu mengetahui proses pembuatannya. Selain itu, mereka juga
belum tentu mengetahui mengenai pulp
yang sangat berkaitan dengan proses pembuatan kertas.
Kertas
yang sering digunakan untuk menuliskan hal-hal yang penting, atau kadang pula
digunakan untuk hal-hal yang kurang bermanfaat, yang begitu sederahana, namun
prosesnya belum tentu sesederhana produknya.Begitupun dengan bahan-bahan
bakunya. Dalam hal ini, proses pembuatan kertas pun melibatkan proses kimia
serta proses mekanik.
Berdasarkan
hal tersebut, kami mencoba untuk mengupas proses pembuatan pulp dan proses pembuatan kertas.
1.2.
Rumusan
Masalah
a.
Apa
yang dimaksud pulp dan kertas?
b.
Bagaimana
sifat fisika dan kimia bahan baku pembuatan pulp?
c.
Bagaimana proses pembuatan pulp dan kertas?
1.3.
Tujuan
-
Mengetahui
pengertian dari pulp dan kertas
-
Mengetahui sifat fisika dan kimia bahan baku pembuatan pulp
-
Mengetahui proses pembuatan pulp dan kertas
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Pengertian Pulp dan Kertas
2.1.1. Pengertian Pulp
Pulp adalah hasil pemisahan serat selulosa dari
bahan pencampur (lignin dan pentosa), lignin
harus dihilangkan karena dapat membuat kertas mengalami degradasi. Pulp merupakan hasil samping dari bahan padat yang diperoleh dari hasil ekstraksi
dari buah, akar, atau
tangkai, termasuk biji dan kulit. Pengertian
lain pulp adalah residu berbentuk padat yang diperoleh dari hasil sisa
pengolahan tanaman atau buah-buahan setelah diambil sarinya.
2.1.2. Pengertian Kertas
Kertas adalah bahan tipis dan rata, yang dihasilkan
dari kompresi serat yang berasal dari pulp. Serat
yang digunakan biasanya berasal dari bahan alami, dan mengandung selulosa dan
hemiselulosa. Kertas dikenal sebagai media utama untuk menulis, mencetak serta
melukis dan banyak kegunaan lain yang dapat dilakukan dengan kertas, misalnya
kertas pembersih (tissue) yang digunakan untuk hidangan, kebersihan ataupun
toilet.
2.2.
Bahan Baku
Bahan baku
berasal dari jenis kayu Accasia Mangium yang
akan mengalami beberapa proses untuk menghasilkan pulp. Bahan baku tersebut
dperoleh dari Hutan Tanaman Industri PT. Musi Hutan Persada (PT MHP).
Kayu
merupakan hasil hutan dari sumber kekayaan alam dan merupakan bahan mentah yang
mudah diproses untuk dijadikan barang sesuai dengan kemajuan teknologi. Kayu memiliki beberapa sifat yang tidak dapat
ditiru oleh bahan lain.
Sifat
umum yang terdapat pada kayu adalah :
1. Semua
batang pohon mempunyai pengatur vertical dan sifat simetris radial.
2. Kayu
tersusun dari sel-sel yang memiliki tipe bermacam-macam dan susunan selnya
terdiri dari senyawa kimia berupa selulosa dan hemiselulosa (unsure
karbohidrat) serta berupa lignin (non karbohidrat).
3. Semua
kayu bersifat anisotripic, yaitu
memperlihatkan sifat yang berlainan jika diuji menurut tiga arah utamanya
(longitudinal, tangensial, dan radial). Hal
ini disebabkan struktur dan orientasi selulosa dalam dinding sel, bentuk
memanjang sel kayu dan pengaturan sel terhadap sumber vertical dan horizontal
pada batang pohon.
4. Kayu
merupakan sesuatu yang bersifat higroskopik, yaitu bertambah kelembabannya akibat perubahan
kelembaban dan suhu udara sekitarnya.
5. Kayu
dapat diserang oleh makhluk hidup perusak kayu, dapat juga terbakar terutama
kayu dalam keadaan kering. (J.F.Dumanauw, 1990)
Sifat
Kimia Kayu
Komponen didalam kayu mempunyai arti penting, karena
menentukan kegunaan dari jenis kayu tersebut, pada umumnya komponen kimia kayu
daun lebar dan kayu daun jarum terdiri dari 3 unsur :
a.
Karbohidrat terdiri dari sellulosa dan hemiselulosa
b. Non
karbohidrat yang berupa lignin
c. Ekstraktif,
yaitu yang diendapkan dalam kayu selama proses pertumbuhan
a)
Selulosa
Selulosa
adalah bagian utama dari dinding sel kayu. Selulosa adalah suatu polimer
karbohidrat yang kompleks yang memilki presentasi komposisi yang sama dengan
tepung (kanji) dimana nilai glukosa dapat ditentukan dengan hidrolisis
menggunakan asam. Unit molekul penyusunan selulosa adalah glukosa yang merupakan
gula. Banyak molekul glukosa yang bergabung
bersama-sama membentuk rantai selulosa. Rumus kimia selulosa adalah (C6H10O5)n
dimana n adalah jumlah unit pengulangan glukosa, n juga disebut derajat
polimerasi (DP).
Nilai
dari n bevariasi tergantung sumber selulosa yang berbeda. Selama pengolahan
pulp dalam digester, derajat polimerisasi akan turun pada suatu derajat tertentu. Derajat polimerasi ini
tidak boleh
turun terlalu banyak, karena dapat
menyebabkan rantai selulosa jauh lebih pendek dan pada akhirnya akan menghasilkan pulp yang kurang
bagus.
Selulosa
dalam kayu mempunyai nilai derajat polimerisasi rata-rata 3500 dimana selulosa
dalam pulp mempunyai rata-rata derajat polimerasi dalam rentang 600-1500. Selulosa adalah polimer lurus tidak bercabang. Rantai selulosa yang berkumpul disebut mikrofil.
Beberapa mikrofil membentuk struktur yang lebih besar, yang disebut
mikrifibril. Fibril ini bersama hemiselulosa, dengan lignin membentuk serat
kayu. Rantai selulosa yang lebih pendek akan memberikan hasil pulp yang encer. Sifat
penting pada selulosa untuk
pembuatan kertas, antara lain:
1.
Gugus aktif alkohol (dapat mengalami
oksidasi)
2.
Derajat polimerasi (serat menjadi
panjang)
Makin
panjang serat, kertas makin kuat dan tahan terhadap degradasi (panas, kimia dan
biologi).
b) Hemiselulosa
Hemiselulosa
juga polimer yang umumnya dibentuk oleh unit-unit gula. Berbeda dengan selulosa, dimana selulosa
hanya terdiri dari polimer glukosa.
Hemiselulosa adalah polimer dengan 5 gula
berbeda yaitu glukosa, manosa, galaktosa, xylosa, dan arabinosa.
Rantai
hemiselulosa jauh lebih pendek dibandingkan rantai selulosa karena memiliki
derajat polimerisasi lebih rendah. Sebuah
molekul hemiselulosa
mengandung sampai 300 unit gula. Berbeda dengan selulosa, hemislulosa bukan polimer
rantai lurus tetapi polimer bercabang dimana tidak membentuk unsur kristal dan
mikrofibril seperti selulosa. Dalam pengolahan pulp, hemiselulosa bereaksi lebih cepat
daripada selulosa. Dalam
kayu, hemiselulosa kebanyakan ditemukan di sekeliling mikrofibril selulosa,
dimana hemiselulosa membantu ikatan selulosa. Dalam
pembuatan kertas, hemiselulosa berperan untuk membuat kertas lebih kuat.
c) Lignin
Lignin merupakan komponen kompleks yang tersusun dari
unit-unit phenil propane, amorf, bersifat aromatis dengan densitas 1,3 dan
indeks bias 1,6. Berat molekulnya 2000-15000 yang bervariasi menurut spesiesnya. Kadarnya
dalam kayu sekitar 20 – 30 %.
Lignin
adalah partikel amorf yang bersama selulosa membentuk dinding sel kayu dari
pohon. Lignin mempererat material diantara sel, menambah kekuatan mekanis kayu. Lignin adalah polimer tiga dimensi yang
sangat bercabang. Unit penyusun molekul
lignin adalah fenilpropan.
Suatu
molekul lignin memiliki derajat polimerisasi yang tinggi karena ukuran dan
struktur tiga dimensinya. Lignin
dalam kayu berfungsi sebagai perekat. Lamela
tengah dimana kebanyakan terdiri dari lignin mengikat sel bersama-sama dan
memberi bentuk pada kayu. Dinding
sel juga mengandung lignin. Dalam
dinding sel, lignin bersama hemiselulosa membentuk matriks dimana mikrofibril
selulosa disusun.
d) Eksraktif
Kayu mengandung sejumlah kecil substansi lain yang
disebut ekstraktif. Substansi ini dapat diekstraksi dari kayu, baik oleh air
ataupun pelarut organik lain, misalnya alkohol atau eter. Asam-asam lemak,asam
resin, lilin terpentin dan senyawa-senyawa phenol adalah beberapa kelompok
dalam ekstraktif. Komponen ini sangat bercun bagi
kehidupan perairan dan mencapai toksik akut dalam efluen industri kertas.
Kebanyakan ekstraktif ini dapat dihilangkan pada proses
pembuatan pulp secara kraft. Jika hanya sedikit ekstraktif yang dapat
diekstrasi, maka hal ini akan menyebabkan masalah pitch dalam pembuatan pulp dan kertas. Pitch adalah sekumpulan kecil ekstraktif yang tidak terlarut. Pitch ini dapat menyebabkan endapan yang
lengket pada peralatan seperti pada penyaringan dan pembuatan lembaran kertas.
Dalam pembuatan pulp pada prinsipnya adalah mengambil
sebanyak mungkin serat selulosa yang ada dalam kayu dan menghilangkan lignin
serta ekstraktif
.
Distribusi komponen kimia tersebut dalam dinding sel
kayu merata, dan kadar selulosa serta hemiselulosanya banyak terdapat dalam
dinding sekunder. Sedangkan lignin banyak terdapat dalam dinding primer
dan lamella tengah. Zat ekstraktif
terdapat diluar dinding sel kayu.
Unsur-unsur kimia dalam zat kayu adalah
a. Karbohidrat
50 %
b. Hidrogen
6 %
c. Nitrogen
0,04 –0,1 %
d. Abu
0,2-0,5%
e. Sisanya
O2
Komponen
|
Golongan Kayu
|
|
Kayu Daun Lebar (%)
|
Kayu
Daun Jarum (%)
|
|
Sellulosa
|
40-45
|
41-44
|
Lignin
|
18-33
|
28-32
|
Pentosa
|
21-24
|
8-13
|
Zat Ekstraktif
|
1-12
|
2-0.3
|
Abu
|
0,22-6
|
0,89
|
Sumber : Vadamecum kehutanan 1976
Sifat
Fisik Kayu
Beberapa sifat fisik yang terdapat pada kayu adalah
sebagai berikut :
1. Berat
Jenis
Kayu mempunyai berat jenis yang berbeda, yaitu
antara 0,2 – 1,8. Berat jenis merupakan
petunjuk penting bagi beberapa sifat kayu, makin berat kayu maka pada umumnya
makin kuat pula kayu tersebut. Berat
jenis kayu ditentukan oleh tebal dinding sel kayu, dan kecilnya rongga sel kayu
yang membentuk pori-pori.
2. Keawetan
Alami Kayu
Keawetan alami kayu adalah ketahanan kayu terhadap
serangan dari unsure unsure perusak kayu dari luar, seperti ; jamur, rayap,
bubuk, cacing dan lainnya yang diukur dalam jangka tahunan.
3. Warna
Kayu
Ada beberapa macam warna kayu, antara lain warna
kuning, keputih-putihan, coklat muda, coklat tua, kehitam-hitaman, dan
kemerah-merahan. Warna pada kayu
disebabkan oleh zat pengisi warna.
4. Higroskopik
Higroskopik adalah
suatu sifat yang dapat menyerap atau melepaskan air atau kelembaban kayu sangat
dipengaruhi oleh kelembaban dan suhu udara.
5. Berat
Kayu
Berat suatu jenis kayu tergantung dari jumlah zat
kayu yang tersusun
2.3.
Proses
Produksi
2.3.1. Proses
produksi pulp
Bahan baku berasal dari jenis kayu Accasia Mangium
akan mengalami beberapa tahap proses dari tahap persiapan hingga akhir menjadi
pulp.
Kegiatan utama terdiri dari :
1. Penyiapan
bahan baku (Woodyard and chipyard
preparation)
2. Pemasakan
(digesting)
3. Pencucian
(washing and screening)
4. Delignifikasi
(oxygen delignifikasi)
5. Post
Oxygen Washing
6. Pemutihan
(bleaching)
7. Pengeringan
dan pembentukan lembaran pulp (Pulp drying finishing)
Selain proses produksi diatas terdapat juga proses
pendukung yaitu penyiapan bahan kimia (chemical
preparation plant)
1.
Penyiapan
Bahan Baku
Tujuan dari proses ini adalah untuk menyiapkan bahan
baku yang baik dan memenuhi kriteria
yang diinginkan sebagai bahan untuk proses pemasakan di unit Digester. Sedangkan limbah yang dihasilkan dari
penyiapan bahan baku berupa limbah padat (13 % Bulk + 3 % Fines) akan digunakan
sebagai bahan baku di power boiler.
Bahan baku yang telah dipotong dengan ukuran panjang
2,4 m dan diameter berkisar antara 10-60 cm di area HTI PT. MHP dikirim dengan menggunakan truk
kemudian disimpan di area penyimpanan (woodyard) untuk pengeringan secara alami
selama 24 hari dan kayu dijaga kering untuk mencegah serangga yang dapat
merusak mutu. Selanjutnya kayu tersebut
akan mengalami proses sebagai berikut :
a.
Pengulitan
(Debarking)
Proses pengulitan yang efektif sangat diperlukan
untuk menjamin kualitas kayu yang baik agar dapat menghasilkan pulp yang bermutu tinggi. Potongan kayu
akan dimasukkan ke unit drum barker dengan kapasitas 500 m3/jam.
Limbah yang dihasilkan berupa kulit kayu (bark) dan selanjutnya dikirim ke
penampungan (hog pile), untuk dijadikan bahan bakar di power boiler.
b.
Pembentukan
serpih kayu (Chipping)
Kayu yang telah dikuliti dilewati dengan belt
conveyer ke unit chipper untuk
dibentuk menjadi serpihan-serpihan yang berukuran seragam, yaitu sekitar 2 cm x 3 cm
x 0,2 cm, yang biasa disebut accept size. Selanjutnya dikirim ke tempat
penampungan sementara (chipyard) dan
dikumpulkan serta dikeringkan disana selama 28 hari. Sedangkan chip yang berukuran besar (Over Size) dipotong kembali untuk memenuhi ukuran yang seragam kemudian
dikirim ke chipyard. Bahan baku yang
telah diserpih dengan ukuran yang seragam akan mudah dimasak di unit digester, sehingga menghasilkan pulp dengan mutu baik. Limbah dari
penyerpihan berupa kayu (sawdust) dan selanjutnya dikirim ke penampungan sisa
kayu (hog pile) untuk dijadikan bahan bakar power boiler.
c.
Pengayakan
serpih kayu (screening)
Hanya serpih
kayu yang memenuhi syarat saja yang akan dimasak dalam digester. Serpihan kayu yang memenuhi ukuran yang diinginkan
dikirim ke tempat penumpukan serpihan kayu (chipple)
untuk selanjutnya dimasak diunit digester,
tempat penyimpanan serpih tersebut berlantai beton dan dapat menampung 18.000 m3/hari. Sedangkan serpihan kayu (hog pile) bersama bark dan sawdust dimanfaatkan sebagai bahan bakar
di power boiler.
Pemasakan
Serpih Kayu (Digester)
a)
Diamondback
Chip Bin
Chip yang sudah disaring di woodyard diangkut dengan
convenyor masuk ke airlock Feeder yang
terpasang dibagian atas chip bin. Airlock feeder
dirancang untuk membatasi jumlah udara yang masuk ke chip bin. Sebuah pintu
penutup (chip gate) juga dipasang di
bagian atas chip bin sebagai pembatas
(seal) tambahan untuk mengurangi jumlah udara luar dari chip bin. Chip gate
dijaga tertutup oleh pembeban (bandul) hingga tekanan chip melebihi tekanan
pembeban lalu chip gate terbuka. Untuk
mencegah terbuangnya gas-gas berbau (meladorous gas) ke udara dari dalam chip
bin, NCG di dorong dari daerah penguapan (vapor
zone) chip bin lalu dikondensasi
di chip bin relief condenser, dan
dikirim ke sebuah tempat penampungan NCG. Chip
bin mempunyai dua fungsi utama pertama untuk menyediakan waktu tinggal dan
kesinambungan pengoperasian Digester selama ada masalah mengenai aliran chip yang masuk ke chip bin. Juga untuk
menyediakan waktu tinggal yang diperlukan untuk pemanasan awal yang cukup (presteaming) didalam chip bin.
Untuk memperoleh hasil pulp yang berkualitas, cairan pemasak harus disebarkan (difusse) secara merata dan sempurna
masuk ke dalam chip. Cairan pemasak
akan tersebar masuk kelubang udara antara serat kayu dengan aksi penekanan (Capilary Action). Saat penetrasi pada
sisi chip, udara yang terperangkap menjadi tertekan oleh aksi penekanan kedua
sisi dan terjadi penyerapan cairan pemasak, karena itu perlu pengeluaran udara yaitu
dengan cara pemasakan awal (presteaming).
Fungsi utama pemasakan awal (Presteming) adalah untuk mengeluarkan gas
dan udara dari chip, menaikkan temperature chip kira-kira 88 0C,
dan membuat kandungan air (moisture) chip merata, pemanasan (steaming)
menyebabkan perluasan panas dari udara yang ada didalam chip sehingga udaranya
keluar. Pemanasan yang cukup terhadap chip dapat
membantu pengendalian kappa number yang dihasilkan dan mengurangi Reject serta
membantu efektifitas penggunaan cairan pemasak. Steam didistribusikan secara
merata kedalam chip bin melalui dinding bagian dalam diamond back chip bin. Untuk pemanasan secara
terus menerus, diperlukan sedikit waktu tinggal dan aliran steam ke chip
bin. Level chip bin harus dijaga sestabil mungkin pada satu ketinggian yang
cukup untuk mengoptimumkan waktu pemanasan awal kondisi operasi normal.
b)
Chip
Meter dan Low Pressure Feeder
Chip yang keluar dari chip bin masuk ke chip meter.
Bentuk diamondback pada bagian bawah chip bin dibuat untuk mendapatkan aliran
chip yang merata masuk kedalam chip meter. Diamondback dari chip bin posisinya
tetap, tidak ada bagian yang bergerak. Diamondback dibuat berbentuk geometris
untuk membentuk aliran chip masuk ke dalam chip meter. Chip meter adalah alat
pengukur (Volumetric) yang digunakan untuk menentukan laju produksi Digester.
Chip meninggalkan chip meter masuk ke LP-Feeder. LP-feeder berbentuk bintang yang merupakan
pembatas (seal) pemisah antara tekanan atmosfier di chip meter dengan chip bin
dan tekanan tinggi di steaming vessel lebih kurang 124 kpa.
c)
Steaming
Vessel
Steaming vessel merupakan silinder yang datar (horizontal)
yang didalamnya ada screw conveyor. Fungsi utamanya yaitu memisahkan gas dan
udara dari dalam chip, menaikkan
temperature chip dan menyeregamkan kandungan air (moisture) dalam chip. Adapun fungsi kedua adalah untuk menjaga
keseimbangan tekanan pada pengisian chip (Chip feeding system). Pemisahan gas
dan udara tujuannya adalah supaya chip tenggelam didalam tabung digester untuk mendapatkan ruang gerak chip
(chip column) yang didalam digester
dan untuk mempermudah penetrasi cairan pemasak masuk ke dalam chip. Untuk
mendapatkan pemanasan (steaming) yang lebih efektif, steam masuk melalui bagian
bawah steaming vessel melalui beberapa nozzle dari heater inlet. Noozle utama pada pipa utama saluran masuk
(inlet heater) terdapat saringan. Hal ini bertujuan untuk menjaga supaya chip
tidak terdorong dari steaming vessel ke flash tank saat tekanan tidak seimbang
didalam sistem.
d)
Chip
Chute dan High Pressure Feeder
Setelah melewati vessel, chip jatuh ke chip chute. Chip
chute adalah tabung
tegak yang bertekanan (vertical pressure vessel) yang menghubungkan steaming
vessel dengan HP-feeder. HP-feeder ini mempunyai rotor dengan 4 kantong pengisi
(Pocket helical) yang mengalir dari suatu sisi rotor ke sisi rotor yang lain,
dan saling berhubungan satu
sama
lainnya. HP-Feeder berputar sesuai
dengan arah jarum jam jika dilihat dari ujung penyetelannya.
e)
Sand,
In-line Drainer dan Level Tank
Cairan yang dikeluarkan dari pompa Chip chute
mengalir ke sand separator, berfungsi untuk memisahkan pasir dari sistem. Cairan masuk separator melalui bagian bawah
outlet, gaya sentrifugal dibentuk
oleh pemasukan yang membentuk sudut sehingga membawa pasir ke sekeliling sand
separator, menjauhi lubang pengeluaran sehingga memungkinkan pasir mengendap ke bagian bawah. Cairan yang
dikeluarkan dari sand separator mengalir melalui inline drainer level tank dikendalikan untuk menjaga
level chip chuter agar tetap konstan (stabil), level chip chute harus dijaga
sekitar 40-60%. Inline drainer mempunyai saringan tipe slot untuk mencegah pin
chip masuk ke level tank dan menyebabkan masalah di pemasukan pompa make up
liquor. Setelah melewati online drainer,
sirkulasi cairan chip chute yang tertinggal dikembalikan ke chip chute di atas
level cairan.
f)
Digester
Pipa
sirkulasi bagian atas mengalir chip dan cairan dari pengeluaran HP-Feeder ke
top separator di bagian atas Digester dan mengembalikan cairan yang di ekstrak
melalui saringan top separator ke pemasukan pompa sirkulasi bagian atas. Variasi level chip Digester akan mempengaruhi
waktu impregnasi, chip column compaction dan aliran cairan ke bawah diperlukan
untuk menjaga kestabilan level. Chip
level Digester dikendalikan dengan menjaga keseimbangan antara laju chip masuk
Digester dan laju Pulp yang dikeluarkan dari Digester. Pengendalian level chip
sangat penting untuk menjamin waktu tinggal (retention time) yang konstan di
daerah pemasakan (cooking zone).
Chip
berada di daerah impregnasi (impregnasi zone) dimana terjadi
penetrasi oleh cairan pemasak (Cooking liquor) selama lebih kurang 30 menit
sesuai kapasitas pada temperature lebih kurang 117 di awal impregnasi dan 129
pada akhir impregnasi.
Dari
daerah impregnasi, chip dan cairan terus menerus ke daerah-daerah dibawahnya.
Pada akhir impregnasi, solid tersebut turun dan mengalir melalui pusat tabung
melewati chip column menuju saringan upper cooking yang ditempatkan di sekeliling diameter bagian
dalam shell digester. Cairan mengalir lewat
saringan dan di ekstrak di flash tank.
Pada
daerah pemasakan berlawanan arah, setelah saringan upper cooking, chip masuk ke
daerah pemasukan lower. Chip
bergerak turun sementara cairan pemasak bergerak ke atas untuk keluar pada
saringan upper cooking. Pada daerah pemasakan satu arah terdapat dua baris saringan
pada sirkulasi lower. Cairan mengalir melalui saringan plate ke internal header
pada masing-masing
baris saringan. Lindi putih ditambahkan
ke bagian pemasukan pompa lower cooking dan masuk ke sirkulasi cairan cooking. Cairan tersebut dipanaskan di heater
sampai lebih kurang 155 0C.
Cairan panas dikembalikan ke tengah digester di atas saringan sirkulasi lower
melalui pipa sentral. Penambahan white liquor pada sirkulasi lower cooking dan
pemasakan menjaga chip dengan konsentrasi kimia yang merata dalam digester. Temperature
pemasakan diperbolehkan rendah dan menjaga seluruh pemasakan dengan hati-hati. Pulp
dimasak mencapai kappa number rendah sementara kekuatan pulp dipertahankan. Penambahan
filtrate cold blow menurunkan
konsentrasi solid dalam filtrate selama pemasakan chip.
Lower cooking
zone
berfungsi sebagai :
a. Menaikkan
temperature cairan pemasak
b. Menjaga
konsentrasi alkali Digester dengan penambahan lindi putih yang baru
c. Menjaga
kestabilan aliran cairan ke Digester untuk menunjang aliran tak searah ke
daerah ekstraksi upper dan aliran searah di daerah pemasakan.
d. Mensidtribusikan
filtrate cold blow yang ditambahkan pada bagian pemasukan pompa lower cooking.
Setelah melewati zone pemasakan maka chip akan
memasuki zone ekstraksi. Tujuan dari
zona ekstraksi ini adalah mengeluarkan bahan
pemasak yang kandungan residual alkali nya sudah rendah yang bisa menyebabkan
kappa number yang tinggi dan jumlah shieves yang tinggi pada akhir pemasakan. Aliran
ekstraksi masuk ke flash tank 1. Flash steam yang dihasilkan digunakan untuk
memanaskan chip ke streaming vessel dan sisanya masuk ke chip bin. Jumlah flash
steam yang dihasilkan tergantung dari jumlah aliran cairan dan temperature
cairan ekstraksi. Dari flash tank 1 ke flash tank 2. Steam dari flash tank 2 dialirkan masuk ke
chip bin dan sisanya masuk ke flash steam condenser. Dari ekstraksi zone chip
turun masuk ke daerah pencucian yang disebut dengan Hi-heat washing, pada
bagian ini juga dilakukan penambahan white liquor. Di sini terjadi counter
current. Pada daerah Hi-heat wash dilution factor
merupakan perbedaan antara aliran cairan pencuci yang naik dan aliran cairan
bersama Pulp yang turun. Cairan
pencuci yang naik bervariasi dengan pengaturan aliran cairan ekstraksi. Pada laju produksi yang konstan,
penambahan aliran naik, dan aliran akan menambah dilution factor. Dilution
factor yang normal adalah 0,5-1,0 ton dari cairan pencuci per ADT pulp pada
daerah pencucian. Terlalu rendah dilution factor akan menyebabkan laju pulp
turun terhambat. Dilution factor dipertambahkan mengekstraksi cairan yang cukup
pada screen ekstraksi. Efisiensi
pencucian akan naik dengan menambah temperature pada liquor untuk
mempertahankan residu alkali. Di daerah wash sirkulasi terdapat satu baris
saringan, aliran cairan melalui plat saringan menuju kedua pipa utama di bagian
luar. Setiap saringan dihubungkan dengan salah satu dari kedua pipa utama
tersebut.
Cairan
pencuci yang berasal dari tangki Filtrate Pressure Diffuser yang dipompakan ke
bagian bawah Digester. Tujuan
penambahan cairan ini untuk mendinginkan Pulp sebelum dikeluarkan (Blowing),
juga berfungsi untuk menjaga tekanan dibawah digester. Cairan pencuci akan
menggantikan cairan pemasak dan juga sebagai pengencer untuk menurukan
konsentrasi pulp sebelum keluar
sampai 10 %. Chip yang telah masak dikeluarkan
melalui outlet device. Perbedaan tekanan antara Digester bagian dalam dengan
outlet device dan blow line akan mengakibatkan chip yang telah masak menjadi
serat.
g)
Pressure
Diffuser
Setelah pemasakan pulp dikeluarkan dan dikirim ke pressure
diffuser untuk dilakukan pencucian yang tujuannya untuk memisahkan Pulp dari
cairan hasil pemasakan. Pada pencucian, air
pencuci dimasukkan pada sekeliling diffuser kemudian masuk ke dalam pulp lalu
naik ke atas saringan ekstraksi. Tinggi
naiknya saringan ekstraksi adalah 0,76 m dan kecepatan naiknya diatur 15 % lebih
cepat dari kecepatan pulp. Ketika saringan naik ke atas serat-serat akan banyak
menempel pada permukaan saringan dan akan dilepaskan degan dua cara, yaitu
dengan turunnya saringan yang cepat (kira-kira 0,9 detik) saringan membantu
melepaskan serat-serat dari saringan dan karena dari bentuk saringan kerucut,
kecepatan turunnya berkurang pada daerah ekstraksi yang mengakibatkan cairan
ekstraksi keluar melalui lubang saringan dan mengeluarkan serat-serat yang
masuk ke lubang saringan. Stack
yang keluar dari pressure diffuser dikeluarkan melalui noozle dibagian atasnya
dibantu oleh device scrapper, dan tekanan dalam diffuser harus diusahakan dalam
keadaan stabil, cairan pencuci diffuser yang stabil dan cairan ekstraksi yang
stabil sangat membantu pengendalian tekanan diffuser.
Pencucian
dan Penyaringan
a)
Deknoting
Setelah tahap pemasakan, sebagian besar Pulp masih
mengandung knot dan mata kayu yang tidak masak yang harus dipisahkan. Kandungan
tersebut harus dipisahkan dari pulp pada awal dari proses. Jika tidak,
kandungan tersebut akan mengurangi
nilai hasil akhir (final product) dan dapat menyebabkan gangguan pada
departemen lainnya.
Pemisahan Knot dilakukan dalam tiga tahap untuk mencapai
pemisahan yang efisien. Tujuan utama adalah pemisahan knot dari aliran pulp
utama, primary knotter dan mengurangi kandungan Pulp sekecil mungkin terbawa
knot pada pemisahan tahap ketiga (Reject dari coarse screen).
Pada
primary knotter, semua knot adalah reject, tapi dalam hal ini masih banyak
fiber yang terikut, untuk mengurangi agar fiber tidak banyak terbuang, maka
reject dari tahap pertama disaring lagi pada secondary knotter, dimana sebagian
dari pulp dipisahkan dari knot sebelum dikirim ke coarse screen, knot dan pulp
tuntas dipisahkan dan knot dapat dikirim ke Digester untuk dimasak lagi,
sedangkan Pulp dikembalikan ke sistem.
b)
Screening
Screening dilakukan dalam tiga tahap yaitu : primary
screening, secondary screening, tertiary screening. Pada primary screen
sebagian besar shive adalah Reject, tetapi dalam pemisahan fiber masih banyak
yang terikut. Agar tidak banyak fiber atau pulp yang terbuang, maka Reject dari
tahap pertama (primary screen) disaring lagi di tahap ketiga (tertiary screen)
sebelum dikeluarkan dari sistem melalui Reject press dimana konsistensi bisa
mencapai 30 %. Tujuan dipakainya Reject press ini adalah untuk mengurangi
kehilangan bahan kimia (chemical loss) dan mempermudah penanganan Reject. Accept
dari tahap kedua dan ketiga ini dikembalikan ke inlet dari tahap sebelumnya
(cascade).
Bersama-sama shive, pasir juga ikut terbawa oleh
aliran Reject screen dan dibawa ke Reject press, karena dalam penngoperasian
sebagian besar pasir terbawa aliran accept bersama filtrate. Untuk mencegah
penumpukan pasir di dalam sistem, yang akan menyebabkan kerusakan dari
peralatan, maka pasir dipisahkan dari filtrate pada sand seperatore.
c)
Brown
Stock Washing
Pulp
yang dihembus (blown) dari Digester, masih bercampur dengan sebagian cairan
pemasak yang mengandung sisa bahan kimia pemasak dan juga lignin yang terlarut
dari kayu. Kotoran-kotoran
yang terbawa pada pulp tersebut dicuci di brown stock yang dilakukan secara
berlawanan arah (Counter Current) dimana air segar hanya digunakan sebagai
pencuci di tahap awal pencucian. Dengan cara ini pulp dapat dicuci secara
efisien dengan hanya memakai air segar. Banyaknya air segar yang dipakai pada
tahap akhir pencucian, tergantung pada dilution factor dari rantai pencucian.
Setelah
dari blow tank dan screening room, pencucian brown stock telah mengalami dua
tahap, tahapan di Hi-Heat washing zone dari Digester continous dan kemudian di
dalam pressure diffuser.
Tahapan
ketiga atau tahapan terakhir dari tahapan pencucian brown stock adalah
dewatering press setelah O2 reaktor.
Pada
dewatering press, Pulp dicuci dengan filtrate hasil dari pencucian di first
post oksigen washer dan pencucian yang terjadi sesuai dengan prinsip
pengenceran dan pengentelan (dilution/thickening), sehingga tidak ada
penggantian (displacement) didalam dewatering press. Cairan hasil pencucian post oksigen
washing bisa ditambahkan sebagai cairan pengencer di awal dewatering flash dan
screening room.
Pada
dewatering press pulp di press untuk mencapai konsistensi sekitar 30 % dan
setelah itu Pulp diencerkan dengan filtrate dari post oksigen press dan screw dilution
sehingga menjadi 12 %. Alkali yang digunakan untuk delignification ditambahkan
bersama dengan cairan pengencer.
Filtrat
yang meninggalkan dewatering press masih mengandung sebagian cairan pencuci di
pressure diffuser. Pemisahan dilakukan didalam liquor screw, dari sana filtrate
yang bersih disalurkan ke pressure diffuser dan serat yang telah dipisahkan,
dikembalikan ke akumulator tank bersama filtrate lainnya.
Delignifikasi Oksigen
Proses
oksigen delignifikasi adalah proses untuk mengurangi kandungan lignin dari Pulp
coklat (yang belum mengalami proses pemutihan). Setelah mengalami proses
oksigen delignifikasi maka bilangan kappa berkurang menjadi 8. Adapun fungsi
dari oksigen delignifikasi adalah untuk menghemat bahan-bahan kimia yang mahal
di tahap pemutihan dan dalam waktu bersamaan dapat menurunkan dampak terhadap
lingkungan.
Proses
O2 delignifikasi dilangsungkan pada kosistensi menengah dengan
temperature dan tekanan yang tinggi, sedangkan bahan kimia yang dipakai adalah
O2 dan alkali,
dipakai salah satu NaOH atau WL oksidasi. Sebelum masuk ke reactor, Pulp
dipanaskan terlebih dahulu dengan menambahkan steam sampai 100 0C.
Delignifikasi
berlangsung didalam alian ke atas (up flow) reactor. Dimana waktu yang
dibutuhkan (Retention Time) adalah satu jam menurut kapasitas yang dirancang
untuk mencegah waktu singkat dalam reactor yang disebabkan Channelling, yang
menjadi penyebab pendeknya waktu yang dibutuhkan, maka aliran yang merata dan
stabil didalam reactor sangat diperlukan, yang dapat dicapai dengan menjaga
konsistensi Pulp sekitar 10 %. Reaksi eksotermis dalam reactor akan mendorong
naik temperature beberapa derajat pada aliran pulp yang melalui reactor.
Ketika
Pulp masuk oksigen blow tank, steam terdorong dan terlepas sebagai gas buang,
karena temperature pulp yang tinggi dan tekanan yang rendah dalam blow tank. Tekanan
yang rendah dijaga oleh kondensasi dari steam dalam condenser dan fan
pembuangan. Dari fan pembuangan steam gas tersebut dapat dilepas ke udara.
Post Oksigen Washing
Selama
proses post oksigen delignifikasi, sebagian besar zat-zat organic dipisahkan
dari kayu, bersama-sama sisa dari kayu sebagian alkali. Zat-zat organic dan
kimia harus dipisahkan dari Pulp dan didaur ulang di recovery boiler sehingga
dapat digunakan sebagai bahan baku untuk produksi steam, serta untuk mendaur ulang bahan-bahan
kimia pemasakan. Dari konsumsi bahan kimia sisa reaksi yang terbawa ke
bleaching plant harus sekecil mungkin agar tidak membuang biaya dan menaikkan
konsumsi bahan-bahan kimia pemutih yang berbahaya terhadap lingkungan. Pada akhirnya zat-zat organic yang
terbawa ke bleaching plant akan diklorinasi dan dengan demikian akan ikut
menyokong pengaruh buruk terhadap lingkungan, seandainya dikeluarkan bersama
limbah pabrik.
Pencucian
di wash oksigen termasuk dengan pencucian di brown stock. Terdiri dari displacement diantara brown
stock. Terdiri dari displacement diantara brown stock HD tower, merupakan
bagian dari pencucian counter current. Hanya air segar (fresh water) yang
ditambahkan ke second post oksigen fresh. Banyaknya air dikendalikan oleh
dilution factor. Filtrate yang berlebihan dari proses kedua digunakan sebagai
cairan pencuci wash liquor pada fresh pertama dan kelebihan pertama dari proses
pertama untuk mengencerkan screen room diawal dari dewatering press. Ini adalah
cara kerja pencucian counter current yang dikembangkan, dimana pulp yang bersih
dapat dihasilkan dengan menggunakan sedikit jumlah cairan pencuci. Didalam dua
displacement press pulp dicuci dengan pengganti cairan disekeliling Pulp oleh
cairan dari tahap pencucian sebelumnya atau dengan air panas. Setelah terjadi penggantian pulp di
press sampai mencapai konsistensi 30% dan
akhirnya diencerkan ke dalam dilution srew konsistensi mencapai 12 %. Contoh
press di atas merupakan gabungan dua prinsip pencucian yang dinamai dengan
prinsip displacement dan dilution.
Diantara
kedua displacement press, brown stock HD tower ditempatkan sebagai tahap pelepasan
bleaching zat-zat organic dari tahap oksigen sehingga lebih mudah dilepaskan
secara displacement dalam flash kedua untuk menjamin efisiensi bleaching dalam
HD tower dan untuk mencegah lignin terlarut dengan cepat kedalam serat-serat
maka pH yang tinggi diperlukan pada post oksigen washing.
Pemutihan (Bleaching Plant)
Pulp
yang dihasilkan setelah proses delignifikasi akan mengalami proses pemutihan. Proses pemutihan di PT. Tanjungenim Lestari Pulp and Paper
menggunakan proses ECF, yaitu proses pemutihan dengan menggunakan senyawa klor
dalam bentuk ClO2, juga ditambah peroksida untuk meningkatkan
derajat keputihan. Proses pemutihan
memiliki urutan-urutan yang terdiri dari tahapan berikut :
1.
Tahap Pemutihan (Do) yaitu menggunakan
ClO2
2.
Tahap Ekstraksi (Eop) yaitu menggunkan
NaOH, O2, H2O
3.
Tahap pemutihan kembali (D1/D2) yaitu
menggunakan ClO2
Proses
pemutihan semuanya berlangsung pada konsistensi medium 10-12 %. Temperature yang diinginkan untuk tahap-tahap
pemutihan antara 60-75
C untuk tahap Do, 60-80 0C
untuk tahap Eo, dan 70-80 % untuk tahap
D1/D2.

Dari
tahap pencucian terakhir pulp dipompakan ke tower Do yang dipompakan oleh
MC-pump yang dilengkapi dengan mixer untuk mempercepat pencampuran pulp dengan
menambah ClO2.
Waktu retensi yang dibutuhkan 60 menit pada temperature 50
C pH 1,8-2 dan tingkat
kecerahan 50% ISO. Pulp jatuh dari
puncak Do tower melalui pipa vertical dimana pulp diencerkan hingga 8%,
kemudian dipompakan kealat press hingga menghasilkan konsistensi 32%. Cairan
pengencer kemudian ditambahkan pada conveyor untuk menurunkan konsistensi
hingga 12%. Cairan tersebut
merupakan recycle dari Eo filtrate.

Proses
pengendapan diikuti dengan pencucian Pulp untuk melarutkan bahan kimia berlebih
dan lignin yang telah dipisahkan. NaOH dan H2O ditambahkan ke dalam
cairan pencuci tersebut sebagai bahan kimia pengekstrak untuk pemutih pada
tahap Eo. Dari Do press, pulp dipompakan
ke tahap Eo melalui pulp heater dan mixe. Tahap Eo terdiri dari tube bertekanan
dengan waktu retensi 15 menit serta tower dengan retensi waktu 75 menit.
Ekstrak pulp diencerkan hingga konsistensi 8 % pada dasar tower D2 pulp diencerkan
kembali hingga 12 %. Dari
alat press, Pulp dipompakan ke penampungan HD-Bleached Pulp, dan siap diproses
di unit Pulp mesin.
Pengeringan dan Pembentukan
Lembaran Pulp
Tahap
ini mengelola pulp yang telah menjadi bentuk lembaran Pulp dengan kandungan
airnya 10 %. Tahap pembentukan lembaran pulp PT. Tanjungenim Lestari Pulp and
Paper dirancang
dengan kapasitas 1430 ton/hari dengan menggunakan bahan baku kayu acasia
mangium.
Proses
pembuatan lembaran Pulp melewati beberapa tahap :
1.
Tahap penyaringan (screening)
2.
Tahap pengurangan kadar air (wet end)
3.
Tahap pengeringan akhir (dryer)
4.
Tahap pembentukan gulungan
1.
Tahap
Penyaringan (Screening)
Tahap
penyaringan adalah salah satu unit untuk memisahkan kotoran yang terkandung
dalam pulp dengan menggunakan perbedaan berat jenis dan memberikan tekanan
fluida masuk ke dalam penyaringan untuk menghasilkan gaya sentrifugal. Bahan yang telah diputihkan dipompakan ke
heat density tank (HDT) untuk dilakukannya pengenceran Pulp, sehingga mempunyai
konsistensi 4% pada bagian bawah tanki, kemudian pulp dipompakan lagi ke low
kosistensi tank, sedangkan Reject yang masih mengandung Pulp masuk ke
penyaringan tahap 2 (second screen) dan accept dari penyaringan kedua masuk
kembali ke penyaringan pertama, sedangkan kotorannya ditampung pada tangki
penampungan.
2.
Tahap
Pengurangan Kadar Air
Proses
pengurangan kadar air dari Pulp yang masih berbentuk bubur dilakukan dengan
cara memasukkan Pulp di atas wire sehingga air akan jatuh dengan gaya
gravitasi. Bahan dipompakan ke machine Chest untuk diencerkan sehinggga mencapai
konsentrasi 2,8%, selanjutnya Pulp dari machine chest dipompakan ke fan pump
yang berfungsi untuk menstabilkan konsentrasi Pulp. Sehingga mempunyai
konsentrasi 1,0-1,5% dan bahan dipompakan ke head box, kemudian Pulp dialirkan
di atas wire (fourdriner) pada proses ini terjadi pengurangan air secara
gravitasi dan pengisapan dengan menggunakan vakum sistem air dan hasil
pengurangan di wire ditampung untuk digunakan kembali pada proses penyaringan
dan pemutihan. Pulp yang dihasilkan pada proses ini mempunyai konsistensi 35%
dan kedua sisinya dipotong untuk merapikan lembaran dengan lebar 7,8 m, lalu lembaran itu ditransferkan ke
press part. Pada tahap proses pengurangan kadar air dilakukan dengan cara
pengepresan dimana airnya diserap lewat felt bagian atas dan bawah yang juga
berfungsi sebagai penghantar pulp. Pada
felt dipasang suction box yang dihubungkan dengan vakum sistem untuk menyerap
air. Dryness akhir pada proses pengurangan air 40-50% dan siap ditransfer ke
dryer.
3.
Tahap
Pengeringan Akhir (Dryer)
Sewaktu
lembaran yang ditransfer dari press part bergerak melewati dryer, udara panas
secara continue dihembuskan pada permukaan atas dan bawah lembaran Pulp, udara
panas ini menyebabkan air yang berada pada lembaran Pulp menguap. Ketika
lembaran Pulp bergerak diantara blow box, udara dihembuskan ke dalam blow box
pada bagian atas dan bawah. Fungsi dari blow box adalah untuk menjaga lembaran
Pulp agar tetap mengambang dari permukaan blow box serta membantu penguapan air, sedangkan blow box pada
bagian atas berfungsi sebagai penyempurna penguapan air pada lembaran Pulp.
Lembaran
yang telah sampai Di outlet dryer ditampung pada pulp 2 untuk diencerkan kembali
sehingga konsentrasinya 3,5-4% dan dipompakan ke broke storage tank. Pada proses selanjutnya lembaran pulp
siap ditransferkan ke layboy untuk dipotong menjadi lembaran bale. Proses
penyabungannya adalah memakai cross cutter di mana potongan selebar 30 cm.
4.
Tahap
Pembentukan Gulungan
Lembaran
Pulp yang sudah dipotong ditumpuk pada suatu peralatan yang disebut layboy,
berupa bale yang sudah siap ditimbang, dipress dan dibungkus. Bale finishing
merupakan proses akhir dari Pulp mesin dimana bale yang keluar dari layboy
diteruskan ke timbangan bale yang ditimbang untuk seberat 260 kg/bale, lalu
bale tersebut di press di bale press mesin dengan tekanan 1000 KN dengan tujuan
untuk mengurangi ketinggian bale dan untuk memadatkan bentuk bale itu sendiri
menjadi ketiggian 52 cm. Kemudian bale yang telah di press dibungkus dengan
wrapper mesin. Unit bale yang telah
diikat rapi diteruskan ke gudang penyimpanan dengan menggunakan peralatan Fork
Lift dan siap untuk dipasarkan.
Chemical Preparation Plant
Untuk
memenuhi kebutuhan bahan kimia pada proses di pabrik pulp, PT Tanjung enim Lestari Pulp and Paper akan
memproduksi sendiri bahan-bahan kimia di unit chemical plant. Bahan kimia yang
dihasilkan dari chemical plant adalah NaOH, HCl, ClO2, dan O2. Sedangkan
bahan baku yang diperlukan untuk proses di chemical plant adalah garam (NaCl)
dan Na2CO3.
a.
Chlor
Alkali Plant
Dalam
proses ini digunakan bahan baku NaCl yang direaksikan dengan air, dan reaksinya
sebagai berikut :
2
NaCl + 2 H2O →
2 NaOH + H2 + Cl2
Kondisi
operasi pada reaksi diatas adalah :
1. Temperature
: 770 0C
2. Konsentrasi : 290-310 gr/l
NaOH
yang dihasilkan masuk ke cooking bleaching plant, sedangkan Cl2 yang
dihasilkan untuk mensintesa HCl.
b.
ClO2
Plant
NaClO3
yang dihasilkan dari NaClO3 plant dialirkan kedalam ClO2
plant, selanjutnya dalam suasana asam NaClO3 tersebut mengalami
proses reduksi menghasilkan ClO2 dan hasil samping berupa Cl2.
Reaksi
yang terjadi dalam proses ini adalah :
2
NaClO3 + 4 HCl → Cl2(g) + 2 NaCl(l) + H2O(l) + 2 ClO2(g)
ClO2
yang dihasilkan kemudian diserap
dalam air untuk selanjutnya digunakan dalam proses bleaching. Sedangkan hasil samping yang berupa Cl2
tersebut dialirkan dalam HCl plant. Hasil samping lainnya adalah NaCl
dikirimkan kembali ke NaClO3
plant.
c.
NaClO3
plant
Pada
unit ini dilakukan elektrolisa larutan garam NaCl untuk menghasilkan NaClO3
yang akan digunakan sebagai bahan pembuatan ClO2 pada ClO2 plant.
Garam yang digunakan dalam unit NaClO3 ini sebagian berupa hasil
samping dari ClO2 plant dan sebagian lagi merupakan garam murni yang
dipersiapkan. Selain menghasilkan NaClO3 sebagai hasil utama, dari
unit ini juga dihasilkan H2 yang selanjutnya dialirkan kedalam HCl
Plant.
Reaksi
yang terjadi dalam proses ini adalah :
NaCl3(l) + 3 H2O NaClO3 + 3 H2
Kondisi
operasi pada pembuatan NaClO3 adalah :
Temperature
:
80 0C
Ph :
5,8 – 6,4 dengan hasil gas O2 2 % dan Cl2 0,5 %
d.
HCl
Plant
Reaksi
antara Cl2 dengan H2 akan menghasilkan HCl yang
selanjutnya digunakan dalam proses reduksi pada ClO2 plant
Reaksi
yang terjadi dalam proses ini adalah :
H2(g) + ClO2 → 2
HCl
Dalam
proses ini diterapkan pula nitrogen purge system untuk mengurangi bahaya
ledakan. Dalam penyiapan bahan kimia ini, Cl2 yang dihasilkan dari
HCl plant tidak digunakan dalam proses pemutihan, melainkan hanya merupakan
bahan yang digunakan untuk memproduksi ClO2. ClO2 inilah
yang selanjutnya digunakan sebagai bahan kimia dalam proses pemutihan.
2.3.2. Proses produksi Kertas (Paper Machine)
Stock Preparation
Stock preparation adalah proses mengkondisikan bubur
kertas sedemikian rupa sehingga serat siap untuk diproses pada mesin kertas
sesuai dengan target produktivitas, efisiensi dan kualitas kertas yang ingin
dicapai. Pada bagian ini juga berfungsi untuk meramu bagan baku, seperti
menambahkan pewarna untuk kertas (dye), menambahkan zat retensi, menambahkan
filter (untuk mengisi pori-pori diantara serat kayu), dan lain-lain. Bahan yang
keluar dari bagian ini disebut stock (campuran pulp, bahan kimia dan air).
Bubur kertas pada tahapan ini banyak mnegandung air
dilakukan dalam kondisi basah atau wet end, untuk memudahkan proses dan menjadi
media proses itu sendiri.
Pada puncaknya di bagian Head Box, kandungan air bisa sekitar 99.5% sementara
sisanya 0.5% yang disebut stock adalah serat dan bahan penambah lainnya (wet end additives).
Paper
Machine Processes
Secara kondisi stock atau bubur kertas diproses, maka proses di mesin kertas dibagi dua,
yaitu wet end dan dry end. Urutan prosesnya yaitu:
a. Beater
Bila digunakan pulp kering, maka pabrik menggunakan
Pulp beater, dimana pulp yang kering dimasukkan kedalam tangki penghancur dan
dicampur air untuk dibasahkan sebelum campuran bubur masuk refiner.
b. Refiners

c. Cleaners
Alat pembersih serat, dimana serat pulp yang bersih
akan terangkat ke atas dan kotoran yang lebih berat akan turun ke bawah tabung
pembersih. Alat pembersih ini menggunakan ‘centrifugal force’ (kekuatan putar)
menyebabkan material yang berat dan solid kehilangan momentum pada sisi dinding
dalam cleaner. Efek ini membuat
material berat tadi lebih cepat turun ke bawah tabung dibanding fiber yang
ringan. Sebelum fiber masuk ke Headbox, serat
disaring kembali dengan screener untuk mendapatkan serat dan bahan yang lain yang seragam agar siap didistribusikan
pada mesin pembentuk lembaran kertas selanjutnya.
d. Headbox
Bubur kertas yang bersih dan bercampur degan filler
dan kimia penambahn lainnya atau disebut stock, kemudian dicampur dengan air
untuk membuat ‘furnish’. Furnish adalah 99.5% air dan 0.5% stock. Furnish
disalurkan kedalam Headbox, dimana regulasi sedemikian rupa agar stock
terdistribusi merata disepanjang box dan stock tidak bergumpal.
e. Wire
Berfungsi membentuk bentangan lembaran kertas dengan
menyaring furnish terhadap air yang menjadi media pembawa. Air disaring sedemikian rupa lewat lubang halus
(mesh) permukaan wire, dan furnish terdiri dari serat dan filler tertahan
diatasnya.
f. Press
Part
Berfungsi untuk membuang air dari web sehingga kadar
padatnya mencapai 50%. Hasilnya masuk ke bagian pengering (dryer). Cara kerja
press part ini adalah
kertas masuk diantara dua roll yang berputar. Satu roll bagian atas diberi
tekanan sehingga air keluar dari web. Bagian ini dapat menghemat energy, karena
kerja dryer tidak terlalu berat (air sudah dibuang 30%).
g. Dryer
Berfungsi
untuk mengeringkan web sehingga kadar airnya mencapai 6%.
h. Pop
Reel
Hasil yang telah masuk ke dalam dryer kemudian masuk
ke dalam pop reel sehingga berbentuk gulungan kertas yang besar (paper roll). Paper roll ini yang dipotong-potong
sesuai ukuran dan dikirim ke konsumen.

2.4.
Produk
Adapun
produk yang dihasilkan pada PT Tanjungenim Lestari Pulp and Paper adalah berupa
lembaran bubur kertas, karena dalam lembaran akan lebih mudah untuk dipasarkan
dan lebih efisien.
Spesifikasi dari Pulp
PARAMETER
|
UNIT
|
TINGKATAN
|
||||
PRIMER
|
SEKUNDER
|
REPULP
|
||||
A
|
AB
|
B
|
R
|
|||
Spesifikasi
|
Keputihan
|
%
ISO
|
≥ 89
|
≥ 89
|
≥ 85
|
< 85
|
Pengotor
|
Ppm
|
≤ 2
|
≤ 2
|
≤ 10
|
> 10
|
|
Parameter Fisika
|
Memenuhi seluruh standar parameter
|
Memenuhi seluruh standar parameter
|
Standar
sifat-sifat fisik pulp
Parameter fisika
|
||
Parameter
|
Unit
|
Standar
|
Bulk
|
Cm3/g
|
![]() |
Daya rentang
|
Nm/g
|
![]() |
Tear index
|
mN (g/m2)
|
![]() |
Burst index
|
kPa / (g/m2)
|
![]() |
Light scat
|
m2 / kg
|
![]() |
Brightness
|
%
|
> 89
|
Dirt
|
Ppm
|
< 2
|
Standar
sifat-sifat kimia pulp
Parameter kimia
|
||
Parameter
|
Unit
|
Standar
|
Ash
|
%
|
0,3
|
Ekstraktif
|
%
|
0,5
|
AOX
|
Ppm
|
100
- 150
|
2.5.
Kualitas
dan Klasifikasi Kertas
Mengenal Penggolongan Jenis dan Nama Kertas menurut
‘Tappi’, yang pada intinya mengacu pada Technical Informastion Paper-‘TIP
0404-36 Paper Grade Classification’, dimana ada 12 jenis kertas.
1. Uncoated
Groundwood
Kertas yang tidak mempunyai lapisan ‘coating’ pigmen
dan diproduksi menggunakan pulp mekanis (mechanical pulps), bubur kertas yang diproduksi
tanpa proses kimiawi. Kurang
lebih 80% kertas jenis ini adalah kertas Koran (newsprint). Gramatur (berat kertas dalam gram per
satu meter persegi) adalah 24-75 g/m2 dengan kertas Koran dari 38-52
g/m2. Disamping
itu, jenis kertas lainnya adalah kertas untuk direktori (seperti yellow page),
computer paper, catalog dan ‘advertising supplements’ (brosur sisipan yang
umunya dicetak dengan sistem rotogravure).
2. Coated
Groundwood
Kertas jenis ini paling tidak mempunyai 10% pulp
mekanis (umunya 50-55% groundwood) dengan sisanya menggunakan pulp kimia. Kategori kertas ini di USA masuk dalam
kertas No. 5 ‘enamel paper’ (kertas coated dengan brightness – tingkat
kecerahan paling rendah, sekitar 80%) dan kertas No. 4 (brightness sekitar
85%), keduanya mempunyai lapisan ‘coating’ pigmen di kedua sisi.
Umumnya kertas ini berwarna kekuningan karena banyak
pulp mekanis dan mempunyai gramatur dari 45-130 g/m2. Kertas ini
umumnya ditemukan pada kegunaan kertas dengan mesin cetak letterpress dan
offset, seperti LWC (Light Weight
Coated) kertas-kertas yang mempunyai lapisan coating
rendah sekitar 7-10 g/m2 dan kertas coated untuk majalah.
3. Uncoated
Woodfree
Kertas jenis ini mempunyai kandungan pulp mekanis
lebih rendah dari 10%, umumnya bisa 0% dan tidak mempunyai lapisan coating
pigmen sama sekali. Kegunaan kertas ini termasuk ‘office paperrs’ (formulis,
kertas fotokopi, kertas buku tulis dan kertas amplop), kertas carbonless (NCR)
dan kertas cetak yang biasa disebut dengan HVS untuk brosur, selebaran, iklan,
dan bahkan kartu pos bila tebal. Jenis
kertas ini juga sering disebut ‘printing, writing and book papers’.
4. Coated
Woodfree
Jenis kertas ini juga mengandung kurang dari 10% pulp mekanis, tetapi mempunyai
lapisan coating pigmen baik dua sisi atau satu sisi. Di USA, kertas ini disebut
kertas No. 1-3 enamel (dimana kertas coated dengan tingkat kecerahan berkisar
antar 88-96%). Di pasar lokal di Indonesia, sering disebut Art Paper dan Art
Board yang mempunyai lapisan coating dua sisi yang berkisar antara 20-35 g/m2. Kertas C1S Label masuk
dalam ketagori ini dimana hanya mempunyai lapisan coating disatu sisi. Gamatur
kertas berkisar antara 70-300g/m2. Art Paper umumnya mulai dari
70-150 g/m2, sementara Art Board mulai dari 170-300 g/m2. Kegunaan paling umum adalah untuk majalah, buku, cetak
komersial dengan mutu yang tinggi dan mahal karena tingkat kecerahan yang
relative tinggi dibanding kertas uncoated groundwood.
5. Kraft
Paper
Kertas kraft arti harfiahnya adalah kertas kuat,
mempunyai empat kegunaan utama, antara lain:
a. Kertas
bungkus (wrapping) seperti untuk bungkus kertas plano, kertas bungkus nasi,
dll.
b. Kantong
(bag/sack) seperti kantong belanja atau ‘shoping bag’.
c. Karung
(shipping sack) seperti karung atau kantong semen.
d. Berbagai
fungsi ‘converting’.
Gramatur berkisar antara 50-134 g/m2.
Pulp kertas yang dipakai bisa melalui proses pemutihan atau tidak. Bila tidak
diputihkan maka akan berwarna cokelat.
6. Bleached
Paperboard
Pulp kertas yang dipakai adalah bleached sulfate dan
kegunaan utamanya adalah folding karton – untuk membuat box, dan kertas karton
susu atau juice. Karena bleach maka warna kertas Koran ini putih dan sekitar
setengah jumlah produksi adalah coated. Biasanya di pasar USA, kertas ini
disebut dengan SBS (Solid Bleached Board). Gramaturnya
bervariasi mulai dari 200-500 g/m2. Golongan jenis kertas ini
termasuk untuk membuat gelas kertas, piring kertas, karton tebal cetak, tag
stock (kertas karton untuk gantungan), kartu computer, file folders (map folio)
dan kartu indeks (kartu index nama). Dipasar lokal sering ditemukan sebagai C2S
Board atau C1S Board tergantung jumlah sisi yang mempunyai lapisan coating
pigmen.
Di pasar lokal sering ditemukan Ivory Board yang
bisa dikategorikan nama
jenis kertas ini. Namun,
sebetulnya sedikit berbeda karena kertas dicampur dengan pulp mekanis, jadi
warna agak sedikit kekuningan bila dibandingkan SBS. Ivory
juga terdiri dari beberapa lapisan kertas yang digabung menjadi satu,
sementara SBS hanya satu lapisan yang tebal saja. Tidak jarang mungkin
mendengar SBS yang bubur kertasnya adalah pulp kimia seperti SBS tetapi
mempunyai susunan yang berlapis layaknya Ivory.
7. Unbleached
Paperboard
Kertas karton ini tidak diputihkan dengan bleaching
dan diproduksi dari vorgin kraft (pulp kimia dengan serat no-recycle) atau
bubur kertas dengan proses semi-kimia sulfit yang netral. Produk utama adalah
lineboard, jenis kertas yang digunakan untuk membuat ‘corrugated containers’
(corrugated box yang biasanya berwarna cokelat). Berat
gramatur umumnya 130-450 g/m2. Corrugating medium atau kertas medium
juga termasuk ke dalam kategori ini yang dibuat dengan sebagian campuran kertas
recycle.
8. Recycled
Paperboard
Pulp yang digunakan terdiri atas kertas recycle atau
kertas daur
ulang. Jenis kertas ini meliputi rentang variasi kertas yang luas mulai dari kertas medium untuk corrugated
box, folding boxboard atau clay coated news black atau sering disebut sebagai
duplex atau triplex, setup boxboard layaknya duplex tetapi uncoated dan
berbagai jenis kertas dan kertas karton. Juga gypsum liner yaitu kertas yang
digunakan sebagai pelapis luar gypsum board, kertas untuk ‘core tube’ dan lain
sebagainya.
9. MG
Kraft Specialties
Kertas jenis ini mempunyai permukaan dengan
penampakan yang licin seperti kaca (glaze) dimana kertas tersebut diproduksi di
atas mesin yang mempunyai silinder pengering/pemanas yang diameternya sangat
besar. Di pasar lokal sering disebut sebagai
kertas Litho, Doorslag. Jenis
kertas lainnya seperti kertas dasar (base paper) untuk wax paper, kertas
bungkus, carbonizing dan kraft specialties.
10.
Tissue
Bubur kertas yang dipakai untuk tisu adalah pulp
kimia yang di-bleach dengan tambahan
bisa 50 atau lebih pulp mekanis. Mayoritas
kertas tisu digunakan untuk produk sanitari seperti tisu gulung, towel, bathroom, napkins, dan
lain-lain. Gramatu
mempunyai rentang antara 13-75 g/m2. Jenis kertas ini diproduksi
dengan system Through Air Dried (TAD) atau mesin kertas Yankee (silinder
pemanas yang diameternya sangat besar) yang mempunyai wet atau dry crepe
operation.
11.
Market Pulp
Pulp atau bubur kertas juga dikategorikan sebagai
kertas yang dibagi jenisnya berdasarkan jenis kayu, proses pembuatan pulp dan
proses pemutihan (bleaching). Bubur kertas dijual dalam bentuk lembaran, bal
dan gulungan.
12.
Others
Kategori lain-lain digunakan untuk jenis kertas yang
tidak masuk dalam 11 golongan kertas di atas. Kurang
dari 5% jumlah kertas di dunia masuk dalam kategori ini, jadi sebenarnya
relative kecil. Contohnya seperti kertas handboard, asbestos board, kertas
rokok, condenser, kertas bible, glassine, kertas tahan minyak, kertas release
untuk sticker dan kertas yang tersusun dari serat tumbuhan bukan pohon (seperti
kertas serat pisang abaca, dan lain-lain).
Jenis kertas yang tersedia di pasaran dapat
dibedakan menurut fungsi, tekstur, ukuran, ketebalan dan warnanya.
Berdasarkan fungsinya, kertas dapat digunakan untuk
fungsi yang sangat beragam salah satunya sebagai bahan dasar pembuatan produk
fungsional, seperti:
· Kertas
kado, buku tulis, tas kertas, pembungkus, majalah, poster, brosur dan lain
sebagainya atau sebagai bahan dasar pembuatan produk kriya, seperti kotak kado,
bingkai foto, kertas daur ulang, kartu ucapan, topeng kertas dan lain-lain.
· Kertas
juga dimanfaatkan sebagai medium artistik untuk membuat patung dan karya seni
lainnya.
Secara visual, jenis kertas dapat dibedakan menurut
sifat permukaan atau teksturnya, yaitu:
Ø Kertas
yang permukaannya halus (kertas gambar, kertas marmer, karton manila, kertas
HVS, kertas tissue dan lain-lain).
Ø Kertas
yang permukaannya kasar (kertas roti, kertas daur ulang, kertas merang, kertas
kraft dan lain-lain).
Ø Kertas
yang bergelombang (corrugated paper)
dan sebagainya.
2.6. Neraca Massa Pembuatan Kertas
Pembuatan kertas menggunakan
mesin fourdrinier, pada dasarnya hanyalah pengurangan kadar air dan tidak
terjadi reaksi.
![]() ![]() ![]() |
1500 kg
(A)
C = .......Kg
Pulp 0,5% Pulp 20%
Air 99,5% Air 80%
White
Water (B) =......Kg
·
Persamaan Neraca Massa tanpa reaksi
Laju masuk = laju keluar
+ akumulasi
A = B + C
Kandungan
Pulp dan air di A ( Input)
Pulp =
x 1500 Kg = 7,5 Kg

Air =
x 1500 Kg = 1.492,5 Kg

Neraca Massa
·
Air
99,5% A =
100% B + 80% C
0,995 A =
B + 0,8 C
0,995 . (1500) Kg = B + 0,8 C
1.492,5 Kg = B + 0,8
C..................................(1)
·
Pulp
0,5% A =
0% B + 20% C
0,005 A =
0% B + 0,2 C
0,005 (1500) Kg =
0,2 C
7,5 kg =
0,2 C
C =
37,5 Kg.....................................(2)
Masukkan
nilai C ke dalam persamaan (1)
Sehingga didapatkan
1.492,5 Kg = B + 0,8 C
1.492,5 Kg = B + 0,8 (37,5) Kg
B = 1.462,5 Kg
Kandungan
Pulp dan air di B
Kandungan
Pulp 20% =
x 37,5 Kg = 7,5 Kg

Kandungan Air
80% =
x 37,5 Kg = 30 Kg

Neraca massa
Komponen
|
Input (Kg)
|
Output (Kg)
|
Pulp
Air
White Water
|
7,5
1.492,5
-
|
7,5
30
1.462,5
|
Total
|
1.500
|
1.500
|
PRESSURE ROLL
![]() ![]() |
A (37,5 kg) C
= ........kg

Air 80% = 30 Kg Air 60%
=......Kg
White Water (B) = ......Kg
·
Persamaan Neraca Massa tanpa reaksi
Laju masuk = laju keluar
+ akumulasi
A = B + C
Neraca Massa
·
Air
80% A =
100% B + 60% C
0,8 A = B + 0,6 C
0,8 (37,5)
Kg = B + 0,6 C
30 Kg = B + 0,6
C..................................(1)
·
Pulp
20% A =
0% B + 40% C
0,2 A =
0% B + 0,4 C
0,2 (37,5) Kg =
0,4 C
7,5 kg =
0,4 C
C =
18,75 Kg............................................(2)
Masukkan
nilai C ke dalam persamaan (1)
Sehingga didapatkan
30 Kg = B + 0,6 C
30 Kg = B + 0,6 (18,75) Kg
B = 11,25 Kg
Kandungan Pulp
40% =
x 18,75 Kg = 7,5 Kg

Kandungan Air
60% =
x 18,75 Kg = 11,25 Kg

Input (Kg)
|
Output (Kg)
|
|
Pulp
Air
White Water
|
7,5
30
-
|
7,5
11,25
18,75
|
Total
|
37,5 Kg
|
37,5 Kg
|
SUCTION ROLL
![]() ![]() |
A (18,75 kg) C = ..............kg

Air 60% =
11,25 Kg Air 40%
=......Kg
White Water (B) = ......Kg
·
Persamaan Neraca Massa tanpa reaksi
Laju masuk = laju keluar
+ akumulasi
A = B + C
Neraca Massa
·
Air
60% A =
100% B + 40% C
0,6 A =
B + 0,4 C
0,6 (18,75)
Kg = B + 0,4 C
11,25 Kg = B +
0,4C..................................(1)
·
Pulp
40% A =
0% B + 60% C
0,4 A =
0% B + 0,6 C
0,4 (18,75) Kg =
0,6 C
7,5 kg = 0,6 C
C =
12,5 Kg............................................(2)
Masukkan
nilai C ke dalam persamaan (1)
Sehingga didapatkan
11,25 Kg = B + 0,4 C
11,25 Kg = B + 0,4 (12,5) Kg
B = 11,25 Kg - 5 Kg
B = 6,25 Kg
Kandungan
Pulp 60% =
x 12,5 Kg = 7,5 Kg

Kandungan Air
40% =
x 12,5 Kg = 5 Kg

Komponen
|
Input (Kg)
|
Output (Kg)
|
Pulp
Air
White Water
|
7,5
11,25
-
|
7,5
5
6,25
|
Total
|
18,75 Kg
|
18,75 Kg
|
DRYER
![]() ![]() |

Pulp 60% =
7,5 Kg PulP
99,5 % =......Kg
Air 40% = 11,25 Kg Air 0,5%
=......Kg
White Water (B) = ......Kg
·
Persamaan Neraca Massa tanpa reaksi
Laju masuk = laju keluar
+ akumulasi
A = B + C
Neraca Massa
·
Air
40% A =
100% B + 0,5% C
0,4 A = B + 0,005 C
0,4 (12,5) Kg =
B + 0005 C
5 Kg = B +
0,005C..................................(1)
·
Pulp
0,6% A =
0% B + 99,5% C
0,6 A =
0% B + 0,995 C
0,6 (12,5) Kg =
0,995 C
7,5 kg = 0,995 C
C =
7,537 Kg...........................................(2)
Masukkan
nilai C ke dalam persamaan (1)
Sehingga didapatkan
5 Kg = B + 0,005 C
5 Kg = B + 0,005 (7,537) Kg
B = 5 Kg - 0,037685 Kg
B = 4,962315 Kg
Kandungan
Pulp 99,5% =
x 7,537 Kg = 7,499315 Kg

Kandungan Air
0,5% =
x 7,537 Kg = 0,037685 Kg

Komponen
|
Input (Kg)
|
Output (Kg)
|
Pulp
Air
White Water
|
7,5
5
-
|
7, 499315
0,037685
4,962315
|
Total
|
12,5 Kg
|
12,499315 Kg
|
FINISHED
PAPER
Pada proses ini hanya terjadi
penghalusan permukaan pulp / finished paper dan penggulungan kertas dalam
ukuran besar (calendering roll).
White water Total = 1.462,5 Kg + 18,75 Kg + 6,25 Kg +
4,962315 Kg
=
1.492,462315 Kg
Pulp (produk) = 7,499315 Kg
Air ( H2O
Produk) = 0,037685 Kg
Neraca Massa
Total (dari keseluruhan proses ) = 1.499,962315 Kg
Tabel neraca massa dari keseluruhan proses
Komponen
|
Input (Kg)
|
Output (Kg)
|
Pulp
Air
White Water
|
7,5
1.492,5
-
|
7,499315
0,037685
1.492,462315
|
Total
|
1.500 Kg
|
1.499,962315 Kg
|
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Pulp
adalah hasil pemisahan serat dari bahan baku berserat (kayu maupun non kayu)
melalui berbagai proses pembuatannya (mekanis, semikimia dan kimia). Sedangkan
kertas adalah produk pulp yang telah diproses untuk menjadi sebuah kertas.
Adapun proses pembuatan pulp sampai menjadi kertas meliputi:
1. De-Barker
2. Chipping
3. Digester
4. Bleaching
5. Mesin
pembuat kertas, meliputi:
-
Stock Preparation
-
Pembersihan dalam Cleaner
-
Headbox (wet end and dry end)
-
Pressing
-
Pengeringan
Menjual defoamer anti busa untuk industri asbes,kertasb, makanan dll untuk info lebih lanjut tentang produk ini bisa menghubungi saya di email tommy.transcal@gmail.com
BalasHapusWA:081310849918
Terima kasih
mantap
BalasHapus